Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Rabu, 12 Desember 2018

Upsus Siwab Dan Sasaran 1 Juta Sapi Betina Bunting Di Jawa Timur


Jawa Timur Ditarget 1 Juta Betina Bunting Dari Program Upsus SIWAB, Bagaimana Realisasinya?
Tahun ini, Upsus Siwab di Jawa Timur menarget 1.259.600 ekor sapi betina sebagai penerima kawin suntik. Dari jumlah itu, angka kebuntingannya ditarget 1.005.629 ekor, sementara sasaran kelahiran dibutuhkan mencapai 939.136 ekor. "Target Jatim tersebut kontribusinya mencapai 43 persen dari sasaran nasional," jelasnya. Namun realisasinya hingga pertengahan Agustus, kawin suntik sudah melampaui target, yakni 1.314.874 ekor dari sasaran 1.259.600 ekor. Sementara kebuntingannya 673.441 ekor atau 67,1 persen dari sasaran 1.005.629 ekor, sementara kelahiran masih 42,5 persen atau 398.505 ekor dari sasaran 939.136 ekor. "Hingga selesai tahun, kawin suntik ditarget sanggup terlaksana 140 persen. Sementara kebuntingan dan kelahiran mencapai 100 persen," ujarnya. Tiga kawasan di Jatim dengan sasaran tertinggi realisasi Program Upsus Siwab yakni Kabupaten Tuban dengan sasaran 95.000 IB dan kebuntingan serta 76.950 kelahiran, Kabupaten Jember dengan sasaran 82.000 IB dan kebuntingan serta 66.420 kelahiran, dan terakhir Kabupaten Situbondo dengan 78.000 sasaran IB dan kebuntingan serta 63.180 kelahiran. Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB) yang diluncurkan oleh Kementan semenjak 2016 kemudian meliputi dua kegiatan utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka).
Sebanyak 150 ekor sapi betina dikumpulkan di tanah lapang Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, selesai pekan lalu. Sebagian sapi-sapi tersebut dalam kondisi bunting. Sebagian lagi dalam kondisi berahi yang siap dikawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB). Ahmad Fauzi, siang itu membawa 2 sapi betina jenis Limosin miliknya. Dua ekor sapi milik bapak 3 anak itu diketahui sedang berahi. Dia pun bergegas meletakkan sapinya di tempat khusus untuk antre dikawin suntik.

Di tempat khusus tersebut, sudah ada 14 ekor sapi betina yang juga siap dikawin suntik. Dia tahu ciri fisik sapi betinanya dikala sedang berahi. Dia menyebutnya dengan istilah "3A", yakni Abang, Aboh, Anget. Abang dalam istilah bahasa jawa yakni vagina sapi yang memerah. Aboh berarti vagina sapi yang memar, dan anget berarti bab dalam vagina sapi yang berasa hangat bila disentuh. "Kalau statusnya sudah A3, harus cepat-cepat dikawin suntik, mumpung gratis," kata warga Desa Wonoayu itu. Beberapa petugas inseminator terlihat sedang menyiapkan alat suntik berisi straw atau semen beku sapi jantan. Karena sapi milik Ahmad Fauzi berjenis Sapi Limosin, maka petugas menyiapkan straw Sapi Limosin untuk dimasukkan ke vagina sapi betina milik Ahmad Fauzi. Sapi betina berusia 9 tahun milik Ahmad Fauzi cukup produktif.

Karena sudah 7 kali melahirkan. Jika proses kawin suntik kali ini berhasil, maka sapi betina milik Ahmad Fauzi akan melahirkan anak sapi yang ke-8. Jika anak sapinya betina, akan dipelihara sebagai indukan, bila anak sapinya jantan maka dijual. Harga anak sapi jantan hasil kawin suntik, kata dia, juga tidak mengecewakan tinggi, tergantung bentuk posturnya. "Saya pernah jual sapi jantan berusia 6 bulan seharga Rp 20 juta," jelasnya.
Berdasarkan data Ditejen Peternakan tahun 2009-2014, konsumsi daging ruminansia meningkat sebesar 18,2% dari 4,4 gram/kap/hari pada tahun 2009 menjadi 5,2 gram/kap/hari pada tahun 2014. Dilain pihak dalam kurun waktu yang sama penyediaan daging sapi lokal rata-rata barumemenuhi 65,24% kebutuhan total nasional, sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor baik yang berupa sapi bakalan maupun daging beku. Dalam rangka mempercepat pencapaian peningkatan produksi daging di dalam negeri guna memenuhi usul konsumsi masyarakat Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap daging dan ternak bakalan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perjuangan budidaya ternak ruminansia. Kementerian Pertanian meluncurkan kegiatan Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB). Upsus SIWAB meliputi dua kegiatan utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA).Program tersebut dituangkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 ihwal Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian pada tanggal 3 Oktober 2016.
Selain kawin suntik gratis, dalam kesempatan itu juga digelar investigasi serentak kandungan sapi gratis. Muthohar dikala itu membawa 2 sapi miliknya dan milik tetangganya. Sapi miliknya diketahui sudah bunting 7 bulan semenjak dikawin suntik Februari lalu. "Alhamdulillah bunting 7 bulan. Ini yang kelima kalinya," kata Muthohar. Muthohar mengaku mempunyai 12 ekor sapi. Tujuh ekor di antaranya indukan. Sisanya pejantan yang pemeliharaannya dititipkan ke orang lain. Semua indukan miliknya bunting alasannya kawin suntik. Ahmad Fauzi dan Muthohar yakni peternak sapi di Desa Wonoayu yang tergabung dalam kelompok ternak Wonokoyo. Keduanya mengaku sangat terbantu kegiatan IB atau kawin suntik gratis dari pemerintah. "Sebelum ada kegiatan gratis, biaya kawin suntik 70.000 hingga 80.000 rupiah untuk sekali suntik. Sekarang gratis, lumayan, kami sangat terbantu," kata Mutohar. Layanan gratis tidak selesai pada layanan kawin suntik, investigasi rutin oleh petugas inseminator juga gratis. Warga hanya diminta partisipasinya melaporkan perkembangan kesehatan sapi betinanya.

Di Desa Wonoayu, ada 300 lebih peternak sapi. Sebanyak 32 di antaranya tergabung dalam kelompok ternak Wonokoyo. Kata Mat Saidi, ketua Kelompok Peternak Wonokoyo, warga Desa Wonoayu sangat antusias dengan kegiatan IB. "Namun begitu, sosialisasi harus terus digalakkan supaya peternak memahami pentingnya kegiatan IB," kata laki-laki yang juga menjabat sekretaris Desa Wonoayu ini. Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, yakni satu dari beberapa desa di Kabupaten Malang yang disebut sentra peternakan masyarakat untuk sapi potong. Selain di Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, kata Kepala Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nurcahyo, peternakan rakyat juga tersebar di seluruh desa di Kecamatan Donomulyo, Kalipare, dan Kecamatan Gedangan. "Itu untuk sapi potong, untuk sapi ternak tersebar di Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Pujon," katanya.

Antusias peternak untuk memanfaatkan kegiatan kawin suntik gratis, kata dia, juga sangat tinggi. Bahkan, berdasarkan dia, rapor Kabupaten Malang dalam realisasi kuota kawin suntik gratis tahun ini sudah melampaui target. Dari jatah 70.000 IB gratis sepanjang 2018, sasaran itu sudah terlaksana 100 persen hingga Agustus. "Alhamdulillah kami mendapat komplemen kuota 30.000 dari Pemprov Jatim. Kaprikornus tahun ini kami sanggup 100.000 jatah IB gratis," ujarnya. Sambut swasembada 2026 Kawin suntik gratis yakni instrumen utama Program Upaya Khusus Sapi Induk Betina Wajib Bunting (Upsus Siwab), kegiatan nasional Kementerian Pertanian untuk mengakselerasi percepatan sasaran pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.

Program yang diluncurkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Lamongan, Jawa Timur pada 2016 kemudian itu juga untuk mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan Presiden Jokowi pada 2026, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak. Selain kawin suntik gratis, kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Wemmi Niamawati, kegiatan ini juga mempunyai kegiatan investigasi kebuntingan gratis, pelaporan kelahiran, pemenuhan pakan hijauan, dan pengendalian pemotongan betina produktif.Sebagai kawasan lumbung ternak, di Jatim sendiri potensi penerima IB lebih banyak dari sasaran IB kegiatan Upsus Siwab.

Dari total populasi 4.849.568 ekor sapi, potensi penerima IB mencapai 1.750.60 sapi betina dewasa. Sebanyak 1.641.113 yakni sapi potong, dan 108.947 sisanya yakni sapi perah. Dari total tersebut, potensi kebuntingan sebanyak 1.225.042 ekor (70 persen dari total sapi akseptor), dan potensi kelahiran 1.102.500 (90 persen dari total sapi bunting). Pihaknya tidak khawatir kekurangan straw untuk mendukung Program Upsus Siwab di Jawa Timur, alasannya melalui Unit Pelaksana Teknis Inseminasi Buatan Dinas Perternakan dan Balai Besar Inseminasi Buatan mempunyai alokasi semen beku sebanyak 2.202.520 takaran semen beku untuk aneka macam jenis sapi dari Limosin, Simental, Brahman, Peranakan Ongole, Bali, Brangus, Madura hingga jenis kerbau. Program kawin suntik gratis, kata Wemmi, mempunyai potensi menyumbang pendapatan masyarakat di Jawa Timur. Pada 2017, dengan total kelahiran pedet atau bayi sapi sebanyak 1.050.000 ekor, beliau menghitung potensi pendapatan masyarakat selama 1 tahun mencapai lebih dari Rp 7,86 triliun. "Itu dengan asumsi, harga jual pedet hasil IB minimal 7,5 juta per ekor. Padahal ada yang menjual dengan harga 2 kali lipatnya," ujar Wemmi. Provinsi Jawa Timur sendiri selama ini disebut sebagai penyangga peternakan nasional.

Pada 2017, populasi sapi potong di Jawa Timur tercatat 4.573.893 ekor. Jumlah itu 28 persen dari total populasi sapi potong nasional sebanyak 16.599.247 ekor. Adapun untuk populasi sapi perah tercatat sebanyak 275.675 ekor. Populasi sapi perah Jawa Timur komposisinya separuh lebih atau 51 persen dari total populasi sapi perah nasiobal sebanyak 544.791 ekor.

Produksi daging sapi Jawa Timur pada 2017 tercatat 102.932 ton. Komposisinya 19 persen dari total produksi daging sapi nasional sebanyak 531.757 ton. Produksi susu sapi Jawa Timur juga menyumbang separuh lebih dari total produksi susu nasional atau 55 persen. Pada 2017, produksi susu sapi asal Jawa Timur tercatat 513.715 ton. Sementara produksi susu nasional sebanyak 920.093 ton.

Sementara itu, Program Upsus Siwab diragukan keberhasilannya oleh Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur. Karena di daerah, kelompok ini masih banyak melihat sapi indukan yang disembelih untuk kebutuhan konsumsi daging. "Jika masih banyak sapi betina yang disembelih untuk konsumsi, saya tidak yakin tujuan kegiatan untuk swasembada sapi potong sanggup tercapai," kata Ketua PPSDS Jawa Timur, Muthowif.

Dia mencontohkan, di Surabaya dalam sehari, ada sekitar 150 ekor sapi yang dipotong. "Dari jumlah itu, 30 persennya yakni sapi betina. Bagaimana sanggup meningkatkan populasi sapi kalau indukannya terus dipotong," ujarnya. Menurut dia, semua kegiatan pemerintah yang berupaya meningkatkan populasi sapi potong yakni bagus, namun juga harus dibangun infrastruktur di lapangan untuk memantau pemotongan sapi indukan.

Kelompok pedagang bekerjsama juga mendukung kegiatan Upsus Siwab, alasannya bila Indonesia sudah berstatus swasembada daging sapi, maka akan berdampak pada melimpahnya daging sapi di pasaran tanpa harus impor dari luar. "Kalau daging sapi melimpah, harga kan juga akan turun, dan daya beli masyarakat meningkat. Kita juga kan yang untung," jelasnya. Saat ini, harga daging di pasaran mencapai Rp 110.000 per kilogram. Untuk harga daging kualitas super Rp 130.000 per kilogram, sementara daging kualitas terendah mencapai Rp 90.000 per kilogram.

Sumber kompas.comsdan sumber lainnya

Jenis Sapi Simmental Bobot 1.3 Ton Juara Kontes Ternak Situbondo


Dengan Berat Timbangan Hidup Mencapai 1,31 Ton, Sapi Milik H Kusworo Memenangkan Kelas Esktrem Pada Kontes Ternak Situbondo

Sapi jenis simmental asal Bondowoso merajai kontes ternak Situbondo. Sapi milik H Kuswono itu menjadi jawara kategori paling bergengsi, Ekstrem hasil Inseminasi Buatan (IB), dengan bobot mencapai 1.310 Kg. Sementara juara 2 kategori ini disabet H Sumoto, peternak asal Lumajang dengan bobot sapi 1.190 Kg dan juara 3 diraih sapi berbobot 1.194 Kg milik Kusnan, peternak asal Bojonegoro. (Pada tahun berikutnya 2018, sapi milik H Kusnan Bojonegoro menjadi juara kontes ternak di Situbondo pada Juli 2018 dengan bobot sapi mencapai 1,21 Ton)

"Untuk kategori ekstrem dan kreman hasil IB kita sengaja mengundang kabupaten lain. Tujuannya untuk lebih menggairahkan semangat peternak lokal Situbondo," kata Kepala Dinas Peternakan Situbondo, Aries Marhaento usai acara, Kamis (24/8/2017).

Keterangan dilapangan menyebutkan, ternak sapi kontingen Situbondo sebetulnya sempat berpeluang menjadi jawara pada kategori ini. Sayangnya, sapi berjulukan Mahesa dengan bobot 1.344 Kg milik H Ika, tumbang di arena kontes. Sapi itu tiba-tiba mengalami kritis, tak usang sehabis mengatakan kegagahannya pada penimbangan tahap kedua."Tadi malam sapi itu eksklusif dipotong. Sapi itu roboh diduga sebab ada perlakuan berlebihan menjelang penimbangan," ujar Aries Marhaento.

Sementara untuk kategori Kreman hasil IB, juaranya didominasi peternak lokal Situbondo. Meski kategori ini juga terbuka untuk peternak dari kabupaten lain. Juara satu kategori ini diraih Kusno, peternak asal Kecamatan Kapongan, juara 2 disabet Holila, peternak asal Kecamatan Arjasa, dan juara ketiga digondol peternak asal Kecamatan Bungatan.

Meski demikian, juara umum kontes ternak tahun 2017 ini tetap disandang Kecamatan Panji, yang berhasil meraih tropi terbanyak dari 14 kategori ternak yang dilombakan. Antara lain, 4 kategori untuk ternak domba dan kambing. Masing-masing kategori betina DEG (Domba Ekor Gemuk), pejantan DEG, betina PE (Peranakan Ettawa), dan pejantan PE.

Sementara untuk ternak sapi ada 10 kategori. Antara lain, pedet betina PO (Peranakan Ongole), calon induk PO, induk PO, dan Pejantan PO. Selain itu, pedet betina hasil IB (Inseminasi Buatan), calon induk hasil IB, induk hasil IB, calon kreman hasil IB, kreman hasil IB, dan kategori ekstrem.

"Kontes ternak ini dimaksudkan untuk merangsang referensi perawatan peternak Situbondo biar lebih berkualitas. Disamping juga untuk mendorong percepatan populasi ternak di Situbondo. Selebihnya, menaikkan harga tawar ternak, khususnya menjelang Idhul Adha," papar Aries Marhaento.

Sapi Simental Bobot 1,214 Ton Juara Kontes Ternak Situbondo Kelas Ekstrem



Sapi Monster Milik H Kusnan Bojonegoro, Juara 1 Kelas Ekstrem Kontes Ternak Situbondo 2018
"Kontes ternak sapi kategori lomba ekstrem dimenangkan oleh akseptor dari Kabupaten Bojonegoro dan pemiliknya atas nama Pak Kusnan," ujar Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo, Aries Marhaento kepada sejumlah wartawan usai pengumuman pemenang pada jadwal Kontes dan Ekspo Peternakan di lapangan Eka 514 Desa Kotakan, Kecamatan Kota Situbondo, Kamis. Informasi diperoleh, sapi kontes asal Bojonegoro yang menjuarai lomba kategori ekstrem dan mempunyai bobot 1,2 ton lebih telah terjual kepada seorang peternak asal Kabupaten Lumajang dengan harga Rp125 juta.
Dinas Peternakan Pemkab Situbondo menggelar kontes ternak dan Expo Agribisnis Peternakan. Kontes ternak ke-20 yang berlangsung Kamis 26 Juli 2018 tersebut, diikuti sebanyak 170 ekor sapi dan 68 ekor kambing dari aneka macam kabupaten di Jawa Timur.

Sapi jantan jenis simental berbobot 1,214 ton milik peternak berjulukan Kusnan, asal Kabupaten Bojonegoro, menjadi juara pertama kelas ekstrem dalam kontes peternakan di Kabupaten Situbondo, Kamis (26/7/2018).

Sedangkan juara dua kelas ekstrem sapi berbobot 1,202 ton milik peternak berjulukan Aji Sumoko, asal Kabupaten Lumajang, untuk juara tiga diraih sapi berbobot 1,158 ton milik peternak berjulukan Arifin, asal Desa Olean, Kecamatan Kota, Situbondo.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemkab Situbondo, Marhaento, menyampaikan jikalau kontes dan festival peternakan ini merupakan aktivitas tahunan, dengan tujuan memotivasi para peternak Situbondo untuk lebih memperhatikan kualitas binatang ternaknya. Mulai dari kualitas pakan, kebersihan sampai kesehatan binatang untuk kemandirian pangan dan agrowisata.

“Dalam kontes kali ini, ada 14 kategori lomba untuk sapi dan 4 kategori lomba untuk kambing. Ada 117 ekor dari Situbondo dan 10 ekor dari kabupaten tetangga, menyerupai Bojonegoro, Probolinggo, Lumajang, dan Bondowoso, namun khusus akseptor dari luar, mereka hanya mengikuti kategori kelas ekstrem,” terang Aries Marhaento.
Ada 14 kategori ternak yang dilombakan. Antara lain, pedet betina Peranakan Ongole (PO), calon induk PO, induk PO, dan pejantan PO. Selain itu, pedet betina hasil Inseminasi Buatan (IB), calon induk hasil IB, induk hasil IB, calon kreman hasil IB, kreman hasil IB, dan kategori ekstrem. Empat kategori lainnya, antara lain pejantan Domba Ekor Gemuk (DEG) dan induk DEG, serta pejantan dan induk kambing Peranakan Ettawa (PE). Tak hanya Bojonegoro. Sejumlah Kabupaten/Kota lain, menyerupai Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, juga ikut mengirimkan sapi-sapi terbaiknya. Tak heran, jikalau deretan sapi 'monster' itu menjadi sentra perhatian pengunjung kontes ternak Situbondo 2018, yang dipusatkan di lapangan Perumahan Kodim 0823 atau eks Markas 514 di Desa Kotakan.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner PKH Kementan RI, Samsul Ma’arif memuji Situbondo alasannya yaitu jadwal Upsus Siwab mencapai 91 persen. Bahkan, Upsus Siwab di Situbondo melebihi prosentasi provinsi Jatim yang hanya 89 persen. “Kita masih kekurangan daging 220 ribu ton sehingga dipenuhi dengan impor daging. Sehingga pemerintah berupaya berbagi hibrida ternak dengan murah, gampang dan cepat dengan cara inseminasi buatan. Program itu disebut Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) dengan impian tahun 2026, Indonesia sudah berdikari pangan daging,” katanya.

Selasa, 11 Desember 2018

Kontes Ternak Sapi Pangkalan Bun 2018, Ini Juaranya!


Sapi Simental Dengan Berat 902 Kg Menjadi Juara Konstes Ternak di Kabupaten Kotawaringin Barat, Agustus 2018
Kegiatan kontes ternak ini diikuti oleh 27 lapak peternak yang terdiri dari 20 lapak pedagang ternak kambing dan 7 lapak pedagang ternak sapi. Sedangkan pasar binatang kurban ini digelar semenjak 12-21 Agustus 2018. Bupati Kobar, Nurhidayah menyampaikan dalam acara ini sengaja digelar untuk melokalisasi pedagang ternak untuk kurban biar sanggup lebih gampang penamtauan kesehatan dan kualitasnya sekaligus memeriahkan Hari Kemerdekaan ke 73 RI. "Dalam acara kontes ternak ini dibutuhkan biar yang menjadi salah satu kriteria utamanya yaitu sapi yanh dipelihara dan dikembangkan peternak lokal. Lantaran kita ingin memajukan dan mengangkat peternak dan produksi sapi lokal," jelasnya.
Ratusan ekor sapi milik peternak dari banyak sekali desa di Kabupaten Kotawaringin Barat memasuki sentra kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (12/8/2018), pagi. Untuk kali pertamanya mereka mengikuti kontes ternak yang digelar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kotawaringin Barat.

Sapi milik Tumiran, peternak asal Desa Lada Mandala Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada, tampil sebagai pemenang dalam kontes. Dengan bobot hampir 1 ton, tepatnya 902 kilogram, sapi milik Tumiran merupakan hasil breeding keturunan jenis simental, hasil inseminasi buatan.

"Saya memeliharanya semenjak anakan tahun 2010. Anak-anaknya sudah banyak aku jual di sini," tutur warga transmigran asal Jawa ini.

Dewan juri lomba menilai, kontestan sapi tidak hanya persoalan bobotnya, tetapi juga morfologi atau kondisi fisiknya, tinggi gumba, dan kemurnian. Namun, FF Munier, kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kalimantan Tengah, yang bertindak sebagai ketua tim juri menjelaskan, memang tak ada sapi ternak yang benar-benar murni.

"Itu kan memang keturunan, tapi hasil inseminasi buatan. Jenis simental dan limosin memang keturunan sapi-sapi Eropa. Tapi, ini hasil inseminasi Singosari atau Jawa Barat. Ada sapi lokal campurannya juga," beber dia.

Selain kontes bobot sapi sehat, juga ada kategori pedet atau anak sapi tersehat, yang diikuti sebanyak seratus peternak.

Kontes ini cukup diminati peternak di Kotawaringin Barat, yang memang dalam beberapa tahun terakhir berhasil menjadi produsen sapi di Provinsi Kalimantan Tengah.

Rosihan Pribadi, kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kotawaringin Barat menjelaskan, ketika ini terdapat lebih dari 25.000 populasi di wilayahnya. Keberhasilan produksi sapi di Kotawaringin Barat tak lepas dari jadwal integrasi sawit-sapi, baik oleh korporasi maupun peternak masyarakat. "Ada sekitar 18.000 ribu hingga 20.000 di peternak," kata dia.

Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah berharap, kontes ini sanggup digelar secara rutin, seiring dengan banyak sekali ekspo seni dan budaya yang digelar di wilayahnya.

Livestock Expo Tahun 2018 Dan Kontes Ternak Sumatera Barat

Ketua Panitia Pelaksana Livestock EXPO Tahun 2018 dan Kontes Ternak, Dra. Hj. Hazrita, MM yang juga Kepala Dinas Peternakan dan Hewan Pessel mengatakan, pada acara ini bertujuan untuk mempromosikan peternakan di Kabupaten Pesisir Selatan, dan juga promosi produk-produk lokal Kabupaten Pessel. Dikatakan Hazrita, adapun acara pada livestock expo tahun 2018 dan kontes ternak kali ini meliputi, lomba agrobisnis peternakan, UMKM, petugas ternak, kewirausahaan, volly pantai, dan acara lainya. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 1.500 kontingen, dengan jumlah 180 ekor ternak, berasal dari 15 Kabupaten/ kota Se- Sumbar.
Livestock EXPO Tahun 2018 dan Kontes Ternak tingkat Sumbar digelar di Pantai Sago Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, 27 – 29 September 2018. Acara tiga hari itu diikuti 15 kabupaten/kota dan 180 ekor ternak serta 1500 kontingen, dan dibuka secara resmi oleh Bupati Pessel H. Hendrajoni.
Hadir dalam jadwal kali itu Dirjen Peternakan dan Pertanian RI, Kadis Peternakan dan Hewan Provinsi Sumbar, Bupati Pessel, H. Hendrajoni, Ketua TP PKK Pessel Lisda Hendrajoni, Ketua DPRD Pessel, Dandim, Kapolres, Kepala Dinas Peternakan Se Provinsi Sumbar, Sekda Pessel, Kepala OPD Pessel, dan para wirausaha Peternakan di Kabupaten Pessel.

Ketua Japfa Forkis Asrul Arifin dalam kata sambutanya mengatakan, selain Livestock Expo 2018 dan Kontes Ternak, acara ini rangkaian acara dari jadwal CSR dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan acara lainya, yang telah dilaksanakan semenjak tanggal 2 Agustus 2018, dan kini yaitu puncak jadwal tersebut.

Dalam acara Japfa Forkis ini juga diberikan dukungan kepada 1.500 siswa di 7 SD Negeri yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, mencakup investigasi kesehatan, dukungan peralatan sekolah dan pelatihan.

Ini sudah tahun ke-4 Japfa Forkis melakukan jadwal ini, sehabis digelar di Tanah Datar. Kegiatan tersebut meliputi, acara duta anak sehat, acara penyuluhan, investigasi kesehatan, pentas seni dan budaya diikuti guru di SD, Catur (grand master vs pelajar), Duta Makanan Sehat (SD), Duta Anak Sehat.

“Ini aktual bagi generasi muda yang ada di Pessel, dan kita tetap komit dalam hal ini,” kata Asrul.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar, Drh. Erinaldi, MM menuturkan, mari jadikan kontes livestock expo tahun 2018 dan Kontes Ternak kali ini mengakibatkan peternakan erat dengan keluarga.

“Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat komit melakukan jadwal ini setiap tahun,” ujarnya.

Diterangkanya, di Provinsi Sumbar terdapat kurang lebih 40 ribu ekor ternak potong yang akan terus dikembangkan, sebagai potensi perjuangan yang sanggup membawa nilai aktual bagi ekonomi para peternak sapi. Sedangkan, untuk konsumsi daging di Padang ada 5 kilo/tahunnya.

Kedepan, jadwal peternakan erat dengan keluarga besat mempunyai nilai aktual bagi masyarakat dan juga para peternak sapi, ucap Kadis Peternakan Provinsi.

Bupati Pesisir Selatan, H. Hendrajoni dalam kata sambutanya mengapresiasi panitia pelaksana yang telah bekerja keras melakukan jadwal ini. Menurut Bupati Pessel ini yaitu tantangan bagi Pemkab Pessel sebagai tuan rumah pelaksanaan Livestock Expo tahun 2018 dan Kontes Ternak. Sekaligus sebagai promosi pariwisata yang ada di Kabupaten Pessel.

“Kita siap berikan pelayanan terbaik bagi para peserta, nyaman, dan aman, semoga ada kesanan aktual ketika berkunjung ke Pessel,” tegas Hendrajoni.

Dikatakan Bupati, di Kabupaten Pesisir Selatan ada kurang lebih 86.150 ribu populasi ekor ternak sapi atau 1/4 jumlah sapi di Sumbar. Diharapakan pada tahun 2018, diupayakan Sapi Pessel menjadi koleksi pejantan destiasi sperma insinasi buatan, yang akan dikembangkan.
Pesisir Selatan  (Pessel) ketika ini merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai sapi peliharaan terbanyak di Provinsi Sumatera Barat, serta aktif memasoknya keempat provinsi. Diantaranya Jambi, Bengkulu dan Riau. "Populasi Sapi di Pessel ketika ini mencapai 86.150 ekor, atau seperempat populasi sapi di Sumatera Barat ada di kawasan ini. Selain dikonsumsi, sapi-sapi yang dipasok itu juga dipakai sebagai indukan bagi peternak di Jambi, Bengkulu dan Riau," ungkap Bupati Hendrajoni dalam pembukaan Livestock Expo dan Kontes Ternak Sumbar 2018 di Pantai Sago, Kecamatan IV Jurai, Kamis (27/9/2018). Bupati berharap, melalui acara Livestock Expo dan Kontes Ternak Sumbar 2018, peternak sanggup menyerap ilmu, dan menyebarkan ilmu dengan peternak lain, sehingga potensi sapi yang banyak sanggup dimanfaatkan dengan maksimal dalam meningkatkan perekonomian.
Dan, ada sapi Pessel dan itiak bayang juga ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Ini akan kita kambang kan, bahkan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan juga menjadi salah satu Kabupaten menyuplai daging ke Sumbar, dan luar sumbar.

Ada sapi potong jenis Bali (Lunang), Sapi Pessel (Linggo Sari Baganti), dan sapi unggul (Kecamatan Koto XI Tarusan).

“Kita berharap ini sebagai wadah memupuk sillahturahmi, bertukar pikiran, dan persahabatan, para peternak di Sumatera Barat,” harap Bupati. Sekaligus membuka secara resmi acara livestock Expo tahun 2018 dan Kontes Ternak tingkat Sumatera Barat.

Pada kesempatan itu Bupati Pessel, H. Hendrajoni, didampingi Ketua TP. PKK Pessel Lisda Hendrajoni melantik KTNA Kabupaten Pessel, menyerahkan cendramata kepada penerima Japfta For Kids (Sekolah Dasar dan guru), serta penguntingan pitah pembukaan stand ekspo dan kral ternak bersama para undangan. Beberapa ternak yang dilombahkan pada kontes ternak kali itu, Sapi, Kerbau dan kambing. Serta ayam Kukuak Balenggek dengan, kategori evaluasi mencakup kategori umur, berat badan, bentuk tubuh dan gigi ternak.

Jumat, 07 Desember 2018

Kredit Khusus Untuk Peternakan Rakyat Diluncurkan Pemerintah

Pemerintah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Khusus atau KUR Khusus di sektor peternakan rakyat. Hal itu ditujukan sebagai bentuk implementasi atas kebijakan pemerataan ekonomi.

Implementasi KUR khusus peternakan rakyat itu pertama kali dilakukan pemerintah di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hari ini, Kamis 6 Desember 2018, oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution.

Total penyaluran KUR khusus di kabupaten itu senilai Rp8,9 miliar yang diberikan kepada 69 anggota kelompok peternakan rakyat. Dengan begitu dibutuhkan ketimpangan dan kemiskinan sanggup diredam.

“Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi problem ketimpangan dan kemiskinan dengan memperkuat kebijakan pemerataan ekonomi yang meliputi lahan, kesempatan, dan kapasitas sumber daya manusia,” ungkapnya dalam siaran pers, Kamis 6 Desember 2018.
Darmin menjelaskan, KUR Khusus memang telah diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 11 Tahun 2017. KUR tersebut khusus diberikan kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan memakai kawan perjuangan untuk komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, dan perikanan rakyat. 

“Seperti di Sumatera dan Kalimantan, pemerintah telah menyalurkan KUR khusus untuk penanaman kembali sawit. Lalu khusus untuk komoditas peternakan rakyat, KUR ini sanggup dipakai baik untuk penggemukan, perah, maupun pembiakan ternak,” paparnya.


Adapun bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR khusus peternakan rakyat itu ialah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Jateng, dan Bank Sinarmas, dengan offtaker PT Widodo Makmur Perkasa dan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Pengayom Tani Sejagat.
Darmin pun mengimbau bank atau penyalur KUR untuk turut mendukung KUR khusus peternakan rakyat tersebut. Caranya ialah dengan membantu peternak menuntaskan persyaratan ibarat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dokumen pendukung lain dalam mengajukan KUR. 


“Kekurangan persyaratan justru harus dibantu oleh bank, mengingat terbatasnya pengetahuan peternak kecil terhadap KUR ini. Selain itu, penarikan KUR baiknya dilakukan dengan sistem kartu sehingga peternak menarik KUR sesuai dengan kebutuhan pembiayaan,” tegas Darmin. 
Menurutnya, dengan sistem tersebut, pembiayaan tidak memberatkan peternak. Sebab, sudah sejalan dengan telah diluncurkannya kartu tani di Jawa Tengah yang sudah sanggup mengintegrasikan subsidi pupuk, rekening tabungan, dan penyaluran KUR. (asp)

Sumber viva.co.id

Kamis, 06 Desember 2018

Beda Antara Daging Kambing Impor Dan Lokal


Perbedaan fundamental daging kambing lokal dengan daging kambing impor Australia, menyerupai dijelaskan Chef Markus selaku Chef Blooming Cafe kepada okezone ketika ditemui di FX Lifestyle X’nter, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Daging kambing yakni daging yang dihasilkan dari kambing (Capra aegagrus). Di Meksiko, kambing yang masih muda (berusia di bawah satu tahun) disebut dengan Cabrito dan dagingnya banyak dikonsumsi di sana. Kambing mengkonsumsi lebih sedikit pakan dibandingkan sapi pedaging.
Tekstur

Daging kambing impor Australia lebih empuk dan lembut ketika dimakan. Tekstur ini berbeda dengan daging kambing lokal di mana kalau ingin menyantap daging empuk, Anda harus menentukan kambing di bawah usia 1 tahun.

Ketebalan

Daging Kambing Australia lebih tebal ketimbang daging kambing lokal. Ini dapat terjadi selain alasannya yakni faktor cuaca, juga asupan makanan. Kambing Australia sangat dijaga asupan makanan, minuman, serta diberi beberapa vitamin hewan.

Serat

Semua daging mempunyai serat, sama menyerupai daging kambing. Daging kambing lokal mempunyai banyak serat, jadi terasa lebih keras ketimbang daging kambing Australia dengan serat yang lebih sedikit.

Bau

Bila ditelusuri, daging kambing lokal mempunyai bau prengus yang tajam. Ini berbeda dengan daging kambing Australia yang meskipun mengeluarkan bau prengus, tapi tidak terlalu menyengat.

Sumber Okezone.com