Sorgum (Sorghum spp.) yakni tumbuhan serbaguna yang sanggup dipakai sebagai sumber pangan, pakan ternak dan materi baku industri. Sebagai materi pangan, sorgum berada pada urutan ke-5 sesudah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan kuliner pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara. Kandungan gula terlarut pada sorgum terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. Sorgum juga mengandung serat tidak larut air atau serat bergairah dan serat pangan, masing-masing sebesar 6,5% - 7,9% dan 1,1% - 1,23%. Kandungan protein pun seimbang dengan jagung sebesar 10,11% sedangkan jagung 11,02%.Sorghum. Hijauan merupakan pakan alami ternak ruminansia yang merupakan komponen vital untuk keberhasilan perjuangan budidaya peternakan baik itu penggemukan maupun perjuangan breeding. Untuk ternak-ternak perah menyerupai sapi perah dan kambing perah, tugas hijauan sangat penting biar kestabilan dan peningkatan produksi susu ketika laktasi bisa terjamin.
Berdasarkan pemanfaatannya tumbuhan sorgum di klasifikasikan kedalam empat golongan yaitu (1) sorgum biji (grain sorghum) yang dipakai sebagai kuliner pokok di tempat tropis, (2) sorgum anggun (sorgo/sweet sorghum) yang dipakai sebagai materi untuk pembuatan minuman beralkohol, sirup, etanol dan kuliner ternak, (3) sorgum sapu (broom sorghum) yang dipakai sebagai materi industri sapu/sikat, antara lain Kaoliang dan Technicum Jav dan (4) sorgum rumput (grass sorghum) yang dipakai sebagai kuliner ternak antara lain Sudan Grass dan Johnson grass (VASAT, 2008 dan U.S. Grains Council, 2008).
Sorgum yakni tumbuhan dari keluarga rumput-rumputan, masih satu keluarga dengan padi, jagung dan gandum. Biji sorgum mempunyai kandungan karborhidrat tinggi sehingga dimanfaatkan sebagai kuliner pokok oleh lebih dari 500 juta penduduk bumi. Namun sebagian besar produksi sorgum dipakai untuk pakan ternak.Untuk jadwal breeding, ketersediaan hijauan juga sangat penting terutama sebagai "sarana" mencar ilmu makan untuk pedet yang gres mulai makan pakan ternak diluar susu induknya. Salah satu hijauan kuliner ternak yang layak untuk dibudidayakan dan dikembangkan yakni sorghum spp. Sorghum mempunyai beberapa varietas atau jenis yang mempunyai kemampuan produksi yang berbeda-beda. Sorghum spp merupakan salah satu tumbuhan yang sanggup dipakai sebagai sumber hijauan bagi ternak ruminansia, bijinya sanggup dipakai untuk materi pangan maupun pakan dan batangnya sanggup diproses untuk bioenergi.
Dalam perdagangan komoditas biji sorgum, USDA Federal Grain Inspection Service (FGIS) mengklasifikasikan komoditas sorgum menjadi empat golongan berdasarkan ada tidaknya tanin pada testa yaitu, sorghum, white sorghum, tannin sorghum dan mixed sorghum (U.S. Grains Council, 2008). Karakteristik golongan komoditas sorgum ini sebagai berikut :
- Sorghum : komoditas sorgum ini mempunyai kandungan tanin rendah. Biji tidak mempunyai testa dan terdiri dari kira-kira 98% biji white sorghum serta mengandung tidak lebih 3% tannin sorghum. Warna perikarp biji dalam golongan ini sanggup putih, kuning, merah muda, jingga, merah atau cokelat.
- White sorghum : komoditas sorgum ini mempunyai biji dengan kandungan tanin rendah, tidak mempunyai pigmen pada testa dan mengandung tidak lebih dari 2% jenis-jenis sorgum lainnya. Warna perikarp sorgum ini yakni putih.
- Tannin sorghum : komoditas sorgum ini mempunyai biji dengan kandungan tanin tinggi, khususnya pada testa dan mengandung tidak lebih dari 10% non-tannin sorghum. Warna biji yang termasuk golongan ini biasanya cokelat.
- Mixed sorghum : komoditas sorgum ini terdiri dari gabungan biji sorgum dengan pigmen pada testa (pigmented testa) dan yang tidak mempunyai pigmen pada testa (non-pigmented testa).
Sorghum |
Pemuliaan varietas sorghum telah banyak dilakukan baik secara konvensional maupun dengan teknik irradiasi. Varietas sorghum untuk hijauan pakan ternak, sanggup merupakan hijauan potong maupun diawetkan sebagai hay maupun silase. Sorghum kebanyakan mempunyai protein dan produksi hijauan yang menyerupai dengan tumbuhan jagung. Sorgum yang ditemukan di Afrika 5000 tahun yang kemudian hingga kini merupakan tumbuhan penting ke lima dunia, dan merupakan tumbuhan serealia penting ke tiga di Amerika Serikat yang merupakan eksportir sorghum terbesar di dunia. Meksiko dan Jepang dikenal sebagai importir sorgum dunia. Seluruh bab tumbuhan sorgum sanggup dimanfaatkan baik sebagai pangan, pakan ternak atau sebagai materi baku industri.
Tanaman sorgum mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan tumbuhan serealia lainnya menyerupai jagung dan gandum yaitu:
- mempunyai daya pembiasaan yang relatif luas dan sanggup tumbuh di hampir semua jenis tanah meskipun kurang tahan terhadap tanah masam.
- tanaman sorghum lebih tahan kekeringan dan panas alasannya yakni sorghum paling sedikit kebutuhannya akan air dibanding jagung dan gandum, sehingga sanggup diusahakan di lingkungan semi-arid (kering),
- kandungan nutrisi biji sorgum cukup tinggi bila dibandingkan dengan jagung dan padi, sehingga sanggup dipakai untuk perbaikan gizi masyarakat.
Penelitian ini mengevaluasi produksi dan kualitas biomasa hijauan beberapa varietas/galur Sorghum bicolor untuk hijauan pakan ternak dengan memakai varietas/galur dari banyak sekali sumber (Balitserialia, BATAN, Pacific seed yang berhubungan dengan Balai Penyuluhan Pertanian/BPP), Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah spesial Yogyakarta yang merupakan lahan kering beriklim kering.Sembilan varietas/galur Sorghum bicolor biji ditanam pribadi di lapangan, tiap lubang ditanam 3 biji dan sesudah tumbuh dipertahankan 1 tanaman. Pupuk yang dipakai yakni pupuk kompos komersial, dengan takaran 2,5 ton/ha dan pupuk kimia, sebagai pupuk dasar yakni SP36 sebanyak 100 kg/ha, KCl 90kg/ha dan urea 150kg/ha.
Hasil pengamatan pertumbuhan, yaitu dengan pengukuran tinggi tumbuhan dilakukan pada 65 hari sesudah tanam dan umur 45 hari sesudah panen. Pertumbuhan awal sorghum dengan banyak sekali varietas/galur belum mengatakan perbedaan. Namun pada umur 45 hari ratton 1, varietas super 2, G5 dan Super 1 mengatakan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding yang lain.
Umur tumbuhan 65 hari, ada 5 varietas/galur yang belum berbunga yaitu Super 2, G5, Kawali, PAC 593 dan PAC 537. Sedang yang paling banyak sudah berbunga yakni varietas Super1.
Pada umur 110 hari, tumbuhan di panen sebelum berbiji. Produksi bab atas tanaman, yang terdiri dari daun dan batang bervariasi diantara varietas atau galur yang diuji dan antar panen. Produksi paling rendah pada periode ratton 2 dan paling tinggi pada ratoon 1. Produksi panen awal berkisar 7,09 –16,36 ton/ha. Produksi bab atas tertinggi dicapai oleh varietas PAC 537, yaitu 16,36 ton/ha, disusul varietas.
Super 1 yaitu 14,58 ton/ha dan terendah galur G2 yaitu 7,09 ton/ha. Pada Ratoon 1, semua tumbuhan sudah mulai berbunga pada 45 hari masa ratoon 1. Produksi bab atas tumbuhan varietas/galur yang diuji meningkat, yaitu berkisar antara 12,42 - 18,42 ton/ha. PAC 537 menghasilkan produksi bab atas tertinggi yaitu 18,42 ton. Tanaman sorghum sanggup tumbuh dan menyesuaikan diri dengan baik dilahan kering beriklim kering, dengan curah hujan rendah dan demam isu kemarau panjang menyerupai Gunung Kidul Yogyakarta, dengan curah hujan 1324 mm/tahun dengan hari hujan 59 hari/tahun. Produksi hijauan dalam 3 kali panen (1 tahun), bervariasi antara varietas/galur dan antar panen. Produksi hijauan varietas/galur PAC 537 konsisten paling tinggi baik pada panen awal maupun ratoon 1 dan 2, diikuti Super 1.
Kandungan protein, NDF, ADF serta mineral Ca, P bervariasi antara panen. Kandungan protein hingga ratton 1 berkisar 6,37% - 11,59 % sedang NDF nilainya berkisar 61,68 –68,52 % dan ADF 36,39-44,43% mineral Ca 0,51%-0,99% dan P 0,20-0,37%. Kecernaan materi kering (KCBK) maupun kecernaan materi organik (KCBO) berkisar 54,55 –78,31% dan KCBO 51,54-76,35%.Dari parameter produksi dan kualitas hijauan, maka varietas Super 1 sanggup dibudidayakan sebagai sumber hijauan di tempat kering beriklim kering.
Di samping itu varietas Super 1 varietas bukan hasil hibridisasi sehingga kemungkinan terjadi segregasi bila ditanam dengan bijinya, kecil. Keragaman produksi maupun kualitas hijauan dari beberapa varietas/galur Sorghum bicolor, merupakan peluang melaksanakan pemuliaan untuk mendapat varietas sorghum yang mempunyai produksi dan kualitas tinggi sebagai sumber hijauan pakan ternak.
Tanaman sorgum merupakan tumbuhan multiguna yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi sehingga sanggup menjadi salah satu alternatif pemecahan krisis pangan dan energi yang terjadi di Indonesia. Biji, batang dan daun tumbuhan sorgum sanggup dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, ternak unggas dan ternak ruminansia.Kultivar sorgum unggul di Indonesia berdasarkan Direktorat Serealia (2004), yakni Malang26, Birdproof, Katengu, Pretoria, Darsa, dan Cempaka. Selain itu kultivar lain yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor, mencakup UPCA-S1, UPCA-S2, No.46, No.6C, dan No.7C. Selanjutnya telah di lepas pada tahun 2001 kultivar sorgum unggul terbaru yaitu Kawali dan Numbu yang berasal dari India. Keduanya di tanam di Jawa Tengah antara lain tempat Demak dan Gunungkidul serta Bantul, Yogyakarta.
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) juga melaksanakan pemuliaan tumbuhan sorgum dengan teknik mutasi isotop dan radiasi dan menghasilkan galur B100, B95, B72, dan B68 dengan memakai induk jenis Durra. Jenis-jenis ini mempunyai sifat-sifat agronomi yang unggul dan berkualitas baik (Soeranto, 2004).
Beberapa kultivar sorgum juga telah dikembangkan oleh Universitas Padjajaran. Kultivar yang dihasilkan berwarna biji putih yaitu AZ Unpad 1-1, AZ Unpad 2-1, AZ Unpad 2-2, AZ Unpad-3 dan yang berwarna biji cokelat yaitu SS Unpad-1.
Dari banyak sekali sumber