Pemerintah kembali membuka keran impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 150 ribu ton. Impor itu akan dilakukan Perum Bulog atas hasil seruan pemerintah dalam rapat di Istana Negara, Kamis, 24 Januari 2019.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku, intinya impor itu dilakukan alasannya yaitu adanya seruan dari peternak ayam, baik petelur maupun pedaging jawaban kurangnya ketersediaan jagung untuk pakan ternak.
"Permintaan dari peternak, terus terang, jikalau yang minta peternak besar pun banyak, ada. Tapi kita bilang utamakan sama yang kecil menengah dulu lah. Artinya apa, harga di market itu masih terlalu tinggi. Sehingga mereka berharap ada impor dari pemerintah biar harganya turun," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Selasa, 29 Januari 2019.
Darmin menegaskan, impor jagung yang diputuskan pada 24 Januari 2019 perlu dilakukan, meskipun pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk melaksanakan impor pada selesai November 2018 sebanyak 100 ribu ton, 30 ribu ton awal Januari 2019, dan dikala ini 150 ribu ton.
"Sehingga yang kita berikan yaitu kita beri plafon lah pada Bulog. Anda boleh impor, tapi enggak boleh masuk lebih dari pertengahan Maret. Supaya jangan nanti ada jagung impor, ada jagung produksi dalam negeri," tutur dia.
Berdasarkan dokumen lelang yang tercantum dalam laman resmi Bulog tertanggal 25 Januari 2019, tender untuk jagung tersebut hanya diberikan kepada eksportir dari Brasil dan Argentina. Sebanyak 30 ribu ton bakal masuk melalui Pelabuhan Cigading, Banten dan sisanya 120 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar