Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 13 Desember 2018

Harga Jagung Naik Sampai Rp 6.000 Per Kg, Akibatkan Harga Pakan Ternak Naik Terus

Harga pakan ayam sudah mengalami lonjakan hingga tiga kali sepanjang tahun ini dengan total kenaikan berkisar antara Rp 600-800/kg.

Salah satu penyebabnya ialah kenaikan harga jagung kering (kadar air 15%) lebih dari Rp 1.000/kg. Jagung kering itu dipakai sebagai materi baku produksi pakan ternak.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo menyebutkan, harga jagung kering terus merangkak naik sepanjang tahun ini dari kisaran Rp 5.000/kg menjadi kisaran Rp 6.000/kg memasuki kuartal IV.

Adapun faktor lain yang turut kuat terhadap kenaikan harga pakan ialah fluktuasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp 15.200/US$ pada Oktober lalu.

"Harga kita naikkan sekitar Rp 600-800/kg dari awal tahun hingga Desember, dipecah dalam 2-3 kali kenaikan. Penyebabnya alasannya harga jagung dan juga kurs dolar. Sementara kita masih impor bungkil kedelai hingga 100% alasannya tidak ada produksi," ujar Budi usai CEO Forum Agrobisnis 4.0 di Hotel Ritz Carlton, Kamis (13/12/2018).

Menurut Budi, harga normal jagung yang sanggup diterima oleh industri pakan ialah di kisaran Rp 3.700-3.800/kg, di mana dengan harga tersebut maka penggunaan jagung akan mencapai 50-55% dari kebutuhan pakan ayam.

"Harga segitu petani sudah untung kok. Harus win-win solution, jangan hanya membantu peternak tapi mengorbankan petani, dan juga sebaliknya. Keduanya kan binaan Kementerian Pertanian," tegasnya.

Adapun lonjakan harga yang mencapai Rp 5.800-6.100/kg menyerupai ketika ini telah memaksa pengusaha untuk menurunkan konsumsi jagung ke level 35-40%.

"Ini sudah harga maksimal yang sanggup kita tolerir. Produksi pakan di tahun ini kita harapkan mencapai 19,4 juta ton. Dengan hanya 35-40% berarti kebutuhan jagung kita turun, tidak hingga 7 juta ton," jelasnya.

Sementara itu, untuk tahun depan produksi pakan diproyeksi berada di kisaran 20,3 juta ton, mengikuti pertumbuhan industri yang dipatok di angka 6-8%. Hal ini tentunya kuat ke kebutuhan jagung yang harusnya juga meningkat.

Budi berharap, harga sanggup mulai turun dengan adanya panen jagung mulai simpulan Januari - awal Februari di Sumatera Utara, diikuti Lampung di pertengahan Februari dan Jawa Barat di bulan Maret.

"Kita lihat nanti tergantung suplai dan harganya, apakah panen tersebut sanggup memenuhi kebutuhan normal kita sekitar 600 ribu ton per bulan. Saat ini kita hanya mendapat sekitar 450-500 ribu ton per bulan," pungkasnya .

Sumber cnbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar