Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 10 Januari 2019

Mengenal Tanaman Obat Kumis Kucing Dan Manfaatnya

Manfaat, Cara Menanam dan Memelihara Kumis Kucing, Pemupukan Hingga Panen dan Pengolahan Pasca Panen

Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk tumbuhan dari famili Lamiaceae/Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu tumbuhan obat orisinil Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi aneka macam penyakit. Tanaman Kumis Kucing ialah tumbuhan yang gampang tumbuh dimana-mana, apalagi jikalau bertemu dengan kawasan yang benar-benar cocok maka tumbuhan kumis kucing ini sanggup tumbuh dengan subur. Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) atau remujung dari suku Labiatea merupakan tumbuhan semak. Tingginya sanggup mencapai 1,5 m. Batangnya bersegi empat, berbulu pendek atau gundul. Daunnya lonjong, tepinya bergerigi. Bunganya berupa tandan yang keluar di ujung cabang berwarna ungu pucat atau putih. Benang sarinya lebih panjang daripada tabung bunga. Kumis kucing bersifat antiradang dan memperlancar air seni.
Syarat untuk pertumbuhan yang baik tumbuhan Kumis Kucing antara lain:


Kondisi klimat/Iklim.
  • Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tumbuhan ini ialah lebih dari 3.000 mm/tahun.
  • Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
  • Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tumbuhan ini ialah panas hingga sedang.
Media Tanam
  • Tanaman ini sanggup dengan gampang tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
  • Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
  • Ketinggian Tempat : Ketinggian kawasan optimum tumbuhan kumis kucing 500 - 1.200 m dpl. 6. 

Manfaat dan Cara Penggunaan Daun Kumis Kucing

Nyeri buang air seni:
Cara I: Seduh sejumput daun kumis kucing yang dikeringkan dan minum menyerupai teh, boleh diberi gula aren.
Cara II: 1 sendok daun kumis kucing dilumatkan, 7 batang meniran, rebus dengan dua gelas air hingga air tinggal setengah. Minum air rebusan itu 3x sehari.
Batu ginjal:
Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air hingga mendidih. Minum air rebusan itu dalam sehari.
Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji kaca dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1x sehari. Hindari makan daging kambing, durian, serta masakan pedas.Rematik: Sesendok kecil daun kumis kucing dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran dilumatkan, direbus dengan segelas air hingga airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
Sakit pinggang: 7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci bersih. Rebus dengan segelas air. Usai direbus, biarkan satu malam, gres diminum.
Radang ginjal: 40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh renta dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama seminggu.
Masuk angin: 1 sendok daun kumis kucing dicuci dan direbus dengan segelas air hingga airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus.
Demam: 100 g akar kumis kucing dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.

Cara Menanam dan Budidaya Tanaman Kumis Kucing

Cara Mendapatkan Bibit Kumis Kucing
  • Penyiapan Bibit : Cara yang paling gampang dan biasa untuk menyebarkan kumis kucing ialah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang. Bahan tumbuhan diambil dari rumpun yang tumbuhnya normal, subur dan sehat.
  • Pilih batang/cabang yang tidak terlalu renta atau muda dan sudah berkayu.
  • Potong batang dengan pisau tajam/gunting pangkas yang bersih.
  • Iris-iris batang menjadi stek berukuran 15–20 cm berbuku 2-3.
  • Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air.
Adapun kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm diharapkan 50.000-62.500 stek/ha.
Teknik Penyemaian Bibit : Stek sanggup pribadi ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar pribadi ditanam di lahan yang telah diolah sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering. Setelah timbul tunas baru, bibit  dipindahkan ke kebun produksi..

Persiapan Lahan dan Media Tanam Kumis Kucing
  • Persiapan : Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tumbuhan lain dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari.
  • Pembentukan Bedengan : Pembuatan bedengan dilakukan sesudah pengolahan tanah yang kedua yaitu dengan menghancurkan bongkahan tanah pada pengolahan tanah yang pertama hingga mendapat struktur tanah yang remah dan gembur. Pada dikala pengolahan tanah kedua ini juga dianjurkan menawarkan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk sangkar sebanyak 50 – 60 ton per hektar bersamaan pada dikala pembuatan bedengan. Bedengan dibentuk selebar 100-120 cm tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan diadaptasi dengan keperluan dan lahan
  • Pemupukan (sebelum tanam) : Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 60 cm. Masukkan pupuk sangkar sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah. Campur tanah bedengan dengan 15-20 kg/ha pupuk sangkar sapi. 6.3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman : Waktu tanam terbaik ialah di awal ekspresi dominan hujan (Oktober-Desember) kecuali jikalau air tersedia sepanjang tahun, waktu tanam sanggup dilaksanakan kapan saja.
Pembuatan Lubang Tanam : Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm

Cara Penanaman tumbuhan kumis kucing:
  • Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
  • Buat lubang kecil di kawasan lubang tanam.
  • Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 penggalan dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.
  • Padatkan tanah di sekitar bibit.
  • Sirami hingga cukup basah.
Perioda Tanam : Penanaman tumbuhan ini bias dilakukan sepanjang tahun yaitu dengan membongkar tumbuhan renta yang telah mengeras berkayu dan tidak produktif lagi atau daunnya jarang dan kecil-kecil, kemudian menanam ulang dengan tumbuhan gres yang masih muda. 6.4. Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman : Dilakukan antara 1-15 hari sesudah tanam untuk tetap menjaga pertanaman pada jarak tanam yang telah ditentukan (40 x 40cm). Penyulaman dilakukan terutama pada tumbuhan yang mati atau tumbuh tidak normal dengan tumbuhan gres yang umurnya tidak berbeda jauh, sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap sama dan seragam. 


Penyiangan : Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara. Penyiangan biasanya dilakukan agak sering dikala tumbuhan masih muda sehingga lahan di atara tumbuhan masih terbuka lantaran kanopi tumbuhan belum tumbuh besar. Tetapi pada tumbuhan remaja periode penyiangan sudah agak jarang lantaran kanopi pada masing-masing tumbuhan akan saling menutup permukaan tanah, sehingga akan menekan pertumbuhan gulma di bawahnya.

Pemupukan :
Pemupukan Organik : Pemupukan secara organic dengan memakai pupuk kompos yang merupakan pupuk organic komplek sanggup diberikan sbb: Sebagai pupuk dasar telah diuraikan di atas yang diberikan pada dikala penyiapan media tanam. Selanjutnya pupuk kompos organic sanggup diberikan setiap bulan sekali sebanyak 1 – 2kg setiap tanaman. Pemupukan pada tumbuhan remaja sanggup lebih sering yaitu setiap 2 – 3 ahad sekali sebesar 1.5 – 3kg per tumbuhan dan terutama diberikan sesudah dilakukan pemanenan/perompesan daun sehingga pertumbuhan selanjutnya akan lebih baik.
Pemupukan Konvensional : Dosis pupuk usulan ialah 75 kg/ha urea yang diberikan setiap 3 kali panen atau 6-9 ahad sekali. Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tumbuhan dan segera ditutup tanah. 

Pengairan dan Penyiraman : Pada awal pertumbuhan, tumbuhan diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah tumbuhan terlihat kokoh dan rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya tergantung cuaca, yang penting tanah tidak hingga kering. Penambahan air sanggup dilakukan dengan cara disiram atau menggenangi jalan masuk di antara bedengan dengan air.

Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida dilakukan jikalau telah timbul tanda-tanda serangan hama penyakit.. 

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama : Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tumbuhan kumis kucing. Hama yang sering ditemukan ialah kutu daun dan ulat daun.


Penyakit : Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tumbuhan yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong penggalan yang sakit, pergiliran tumbuhan dan penyemprotan pestisida selektif.

Gulma : Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun menyerupai rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang, dan rumput-rumput lainnya
Pengendalian hama/penyakit secara organic : Sama menyerupai pada tumbuhan obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang sari akan sanggup menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan menyerupai telah dijelaskan di atas. Namun demikian apabila diharapkan sanggup diterapkan penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. 

Beberapa tumbuhan yang sanggup dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
  • Tembakau (Nicotiana tabacum ) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil contohnya Aphids.
  • Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang sanggup digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf sentra yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga menyerupai lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
  • Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
  • Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap menyerupai wereng dan serangga pengunyah seperti.hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
  • Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang sanggup digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
  • Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus. 8.
Waktu Panen dan Pasca Panen
  • Ciri dan Umur Panen : Tanaman berumur 1 bulan sesudah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tumbuhan sekitar 50 cm. Panen pertama jangan hingga terlambat lantaran akan menghipnotis produksi.
  • Cara Panen : Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun renta di bawahnya hingga helai ke 10.
  • Periode Panen : Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 ahad sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang sempurna ialah pada dikala awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga. Karena yang dimanfaatkan ialah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya dirompes untuk sanggup memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.
  • Perkiraan Hasil Panen : Tanaman yang sehat dan terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun berair 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering.
Setelah pemetikan, daun-daun hasil panen dikumpulkan di dalam karung dan dibawa ke kawasan pengumpulan hasil. Proses pasca panen untuk mendapat daun kering kualitas ekspor ialah sebagai berikut:

  • Penyortiran Basah dan Pencucian : Sortasi berair dilakukan pada materi segar dengan cara memisahkan daun dari kotoran atau materi ajaib lainnya. Setelah selesai, timbang jumlah materi hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian..Pencucian dilakukan dengan air bersih, jikalau air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pembersihan yang terlalu usang semoga kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari lantaran dikhawatirkan telah terkontaminasi kotoran dan banyak mengandung basil / penyakit. Setelah pembersihan selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang semoga sisa air cucian yang tertinggal sanggup dipisahkan, sesudah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
  • Pengeringan : Pengeringan sanggup dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan daun dilakukan selama kira-kira 1 - 2 hari atau sesudah kadar airnya dibawah 5%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan daun tidak saling menumpuk. Selama pengeringan daun harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali semoga pengeringan merata. Lindungi daun tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan yang sanggup mengkontaminasi. Pengeringan didalam panggangan dilakukan pada suhu 50°C - 60°C. Daun yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray panggangan dan alasi dengan kertas Koran dan pastikan bahwa daun tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah daun yang dihasilkan.
  • Penyortiran Kering : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada materi yang telah mengalami pengeringan dengan memisahkan bahan-bahan dari benda-benda ajaib atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah materi hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
  • Pengemasan : Setelah bersih, daun yang kering dikumpulkan dalam wadah yang higienis dan kedap udara (belum pernah digunakan sebelumnya), sanggup berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang terperinci pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, penggalan dari tumbuhan materi itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat higienis dan metode penyimpanannya.
  • Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga semoga tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30°C, dan gudang harus mempunyai ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi materi lain yang menurunkan kualitas materi yang bersangkutan, mempunyai penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta higienis dan terbebas dari hama gudang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar