Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 03 Januari 2019

Keunggulan Pemotongan Sapi Secara Islam, Halal Dan Baik

Dengan Cara Islam Menyembelih Sapi, Ternyata Sapi Yang Disembelih Dengan Cara Ini Tidak Tersiksa dan Tidak Merasakan Sakit

Penyembelihan binatang yaitu perjuangan pembunuhan hewan, umumnya binatang yang diternakkan untuk dijadikan materi pangan. Hewan yang disembelih pada umumnya yaitu sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kelinci, unta, kuda, ayam, bebek, kalkun, dan juga ikan yang dibudidayakan dalam perjuangan akal daya perikanan. Metode dan teknik yang paling umum digunakan yaitu cara halal atau secara Islam. Leher dipotong dengan cepat. Metode Sikh atau Jatka juga digunakan, yaitu ternak potong kepalanya dengan satu kalisabetan pedang. Dalam masyarakat Yahudi, peraturan ihwal penyembelihan binatang untuk keperluan orang Yahudi, peraturan ihwal penyembelihan binatang untuk keperluan orang Yahudi sudah ada semenjak 500. Peraturan tersebut menyatakan binatang tidak boleh terluka sebelum dipotong. Pukulan pada kepala tidak boleh keras, alasannya yaitu terjadinya luka pada selaput otak merupakan salah satu dari delapan kerusakan yang mengakibatkan daging menjadi terepha atau tidak layak untuk dimakan. Oleh alasannya yaitu itu hingga dikala ini penyembelihan masih banyak dilaksanakan tanpa didahului dengan pemingsanan. Namun, perkembangan teknologi menawarkan solusi dengan pemingsanan secara elektris yang tidak mengakibatkan kelukaan. Metode ini telah dilakukan di banyak negara Eropa, dan sementara di beberapa negara persoalan ini gres dipertimbangkan oleh komunitas Yahudi. (Setyawan Budiharta; 2009:7)
Bagaimana Islam Mengajarkan Cara Memotong Ternak Yang Baik dan Tidak Menyiksa? 

Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.

Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini menciptakan orang barat terkejut. Simak penelitian ini.

1. Rasulullah tak pernah berguru cardiology tapi syari'atnya menandakan penelitian ilmu modern.

2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf andal peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah remaja (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam acara jantung dikala darah keluar alasannya yaitu disembelih.

4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan menyesuaikan diri dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa pembiasaan dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan memakai metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan memakai pisau yang tajam, dengan memotong tiga jalan masuk pada leher cuilan depan, yakni: jalan masuk makanan, jalan masuk nafas serta dua jalan masuk pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan supaya ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung semenjak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu sanggup diperoleh beberapa hal sbb.:

Penyembelihan Menurut Syariat Islam

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan berdasarkan Syariat Islam menunjukkan:

Pertama

Pada 3 detik pertama sesudah ternak disembelih (dan ketiga jalan masuk pada leher sapi cuilan depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama sesudah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara sedikit demi sedikit yang sangat seolah-olah dengan insiden deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada dikala tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya acara luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota badan dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada dikala darah keluar melalui ketiga jalan masuk yang terputus di cuilan leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) hingga ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti andal itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar badan secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Penyembelihan Cara Barat

Pertama
Segera sesudah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga gampang dikendalikan. Oleh alasannya yaitu itu, sapi sanggup pula dengan gampang disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada dikala disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak kalau disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua
Segera sesudah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat aktual pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, hingga jatuh pingsan).

Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi bisa memompanya keluar dari tubuh.

Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar badan secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar dikala ternak mati/disembelih) merupakan daerah atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya basil pembusuk, yang merupakan distributor utama merusak kualitas daging.

Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada dikala ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota badan yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka yaitu leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru menandakan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti andal itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada dikala darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, alasannya yaitu grafik EEG tidak menandakan juga tidak memperlihatkan adanya rasa sakit itu.

Subhanallah… Memang selalu ada tanggapan dari setiap pertanyaan ihwal kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya perjuangan pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.

Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, alasannya yaitu saya sudah tahu bahwa binatang ternak tersebut tidak mencicipi sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, saya sanggup mengerti nasihat dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.

Sumber utama dari goresan pena Ustadz. Muhammad Suhud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar