Benarkah Sapi Lokal Di Jawa Timur Populasinya Sudah Menurun Drastis, Mungkinkah Data Populasi Sapi Dengan Kenyataan Di Lapangan Tidak Sesuai?
Akhir tahun 2018 dunia persapian kembali menghadapi fenomena kelangkaan sapi lokal siap potong. Hal ini bahkan sangat terasa di wilayah Jawa Timur yang dikenal sebagai lumbung ternak sapi terbesar di Indonesia. Padahal pada tamat tahun 2017, fenomena kelangkaan sapi bahkan nyaris tidak ada. Tahun 2017 hampir di semua pasar binatang di Jatim stok sapi lokal jenis limousin, metal dan PO siap potong sanggup dikatakan melimpah sehingga harga juga sangat akrab untuk para jagal tetapi kurang elok untuk peternak. Apakah mungkin ketika ini peternak sapi lokal memang belum menjual sapinya lantaran diawal isu terkini hujan ini ketersediaan rumput atau hijauan pakan sapi melimpah dan mereka juga belum membutuhkan dana segar menyerupai untuk biaya sekolah anak dan biaya lainnya?Beberapa praktisi peternakan mulai sibuk mempertanyakan mengapa sapi lokal di Jawa Timur sanggup terus naik harganya dan stok jual di pasar binatang juga semakin berkurang. Apakah ini hanya terjadi musiman saja jelang tamat tahun? atau akan berlanjut hingga awal tahun 2019? Bagaimana pula dengan aktivitas Upsus SIWAB di Jatim? Bagaimana dengan nasib pedet-pedet yang dilahirkan melalui aktivitas ini? Apakah dipelihara peternak lokal Jatim sendiri ataukah malah dijual keluar tempat dalam jumlah besar? Bagaimana pelaksanaan pengawasan pemotongan sapi betina produktif?
Kelangkaan sapi di pasar binatang seputar Jawa Timur yang merupakan salah satu lumbung ternak sanggup menjadi keniscayaan jikalau kita melihat ke RPH-RPH di Jatim yang ternyata masih banyak sapi-sapi betina produktif yang dipotong oleh jagal. Alasan jagal memotong sapi betina lantaran harganya yang lebih terjangkau dan tentunya lebih menguntungkan.
Data Kementan, pemotongan ternak betina produktif di seluruh Indonesia masih tinggi, dimana di 2015 sebanyak 23.024 ekor dan di 2016 sebanyak 22.278 ekor. Pencegahan sapi betina tersebut untuk menyukseskan aktivitas Upaya Khusus-Sapi Betina Wajib Bunting (Upsus-Siwab).Jika pemotongan sapi betina produktif tersebut tetap dibiarkan tanpa pengetatan hukum dan pengawasan dari pihak berwenang maka tunggu saja saatnya sapi lokal akan benar-benar berkurang populasinya di Jatim.
Fenomena yang tidak kalah menarik ialah banyaknya pedet-pedet dan sapi bakalan dari Jatim yang diborong pembeli dari luar tempat terutama ke Jateng menyerupai ke Banjarnegara, Banyumas dll. Dengan harga penawaran yang lebih tinggi dari pedagang Jatim, para pedagang dari luar propinsi sanggup mendapat pedet jenis limousin dan simental dalam jumlah banyak sementara pedagang Jatim sendiri hanya sanggup menunggu "sisa-sisa" sapi pedet dan bakalan yang tidak dibeli oleh pedagang luar tempat tersebut.
Keluarnya pedet dan sapi bakalan dalam jumlah besar dari Jatim pada gilirannya akan semakin menurunkan populasi sapi siap potong di Jawa Timur. Jika tidak ada perhatian serius maka hal ini akan semakin cepat menggerus populasi sapi lokal di Jatim. Benarkah banyak pedet dari Jatim yang dibeli pedagang sapi dari luar Jatim? Silakan anda berkunjung ke pasar binatang untuk membuktikannya.
Saat ini di RPH-RPH Jawa Timur menyerupai RPH Surabaya juga dipotong sapi dari Bali dan alasan pedagang mendatangkan sapi Bali lantaran harga sapi lokal Jatim semakin mahal dan stok jualnya semakin sedikit sehingga kesulitan untuk mendapatkannya. Keluhan ini biasanya lebih terasa pada jagal-jagal yang jumlah potong setiap malamnya cukup besar semisal 5 - 8 ekor semalam. Untuk yang jumlah potongnya hanya 1 ekor setiap harinya mungkin masih sanggup mendapat sapi lokal dengan mengandalkan pasar binatang di Jatim saja tanpa harus membeli sapi dari Bali. Untuk pemotongan sapi asal Bali sanggup di cek ke RPH Kedurus Surabaya maupun di RPH Pegirian.
Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan binatang 2017, angka sementara populasi sapi potong mencapai 16,6 juta ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,5 juta ekor atau 27,4% berada di Jawa Timur dan menimbulkan provinsi paling timur di Pulau Jawa tersebut merupakan tempat dengan dengan populasi sapi potong terbesar dibanding tempat lainnya. Populasi sapi potong di Jawa Tengah sebesar 10,35% dari total populasi dan Sulawesi Selatan 8,64%. Dari 10 provinsi dengan populasi sapi potong terbesar menguasai 77,4% atau sekitar 12,84 juta dari total populasi tanah air. Sebagai propinsi dengan jumlah sapi lokal terbesar menurut data diatas, maka menjadi pertanyaan besar mengapa stok sapi lokal siap potong di Jatim sanggup langka/kurang?Kesimpulannya, jikalau pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan memang serius untuk mempertahankan posisi Jatim sebagai lumbung ternak sapi lokal maka sudah saatnya untuk lebih serius mengawasi dan melarang pemotongan sapi betina produktif dan juga melaksanakan pembatasan keluarnya pedet dan sapi bakalan dalam jumlah besar keluar daerah. Seyogyanya pedagang sapi luar tempat Jatim hanya diijinkan untuk membeli sapi siap potong saja dengan ukuran yang besar atau ditentukan, contohnya berat sapi harus diatas 500 kg dan lain sebagainya. Dan jikalau pedagang sapi luar tempat ingin membeli pedet dari Jatim harus memenuhi persyaratan tertentu dan melalui pengawasan ketat yang sanggup ditentukan oleh dinas terkait.
Lampiran: Populasi Macam-macam Jenis Ternak di Jatim Dari Tahun ke Tahun
No | Jenis Ternak | Tahun 2014 | Tahun 2015 | Tahun 2016 | Tahun 2017 | Tahun 2018 |
1 | Sapi Potong | 4.125.333 | 4.267.325 | 4.407.807 | 4.511.613 | 0 |
2 | Sapi Perah | 245.246 | 255.947 | 265.002 | 273.881 | 0 |
3 | Kerbau | 28.507 | 27.792 | 27.304 | 26.622 | 0 |
4 | Kambing | 3.090.159 | 3.178.197 | 3.279.732 | 3.376.323 | 0 |
5 | Domba | 1.221.755 | 1.282.910 | 1.370.878 | 1.362.062 | 0 |
6 | Babi | 41.875 | 44.602 | 50.243 | 57.906 | 0 |
7 | Kuda | 10.536 | 10.368 | 10.416 | 10.758 | 0 |
8 | Ayam Buras | 34.539.123 | 35.728.314 | 36.490.697 | 36.439.200 | 0 |
9 | Ayam Petelur | 41.156.842 | 43.221.466 | 45.880.658 | 46.900.549 | 0 |
10 | Ayam Pedaging | 179.830.682 | 194.064.874 | 200.895.528 | 224.815.584 | 0 |
11 | Itik | 4.912.393 | 4.983.776 | 5.543.814 | 5.600.921 | 0 |
12 | Entok | 1.261.425 | 1.354.956 | 1.444.691 | 1.494.137 | 0 |
13 | Kelinci | 331.476 | 265.865 | 344.597 | 365.990 | 0 |
14 | Burung Dara | 978.134 | 986.371 | 1.176.582 | 1.008.033 | 0 |
15 | Burung Puyuh | 2.770.908 | 2.931.450 | 3.281.998 | 3.682.453 | 0 |
Saat ini, gres 17 provinsi yang rumah jagalnya diawasi pribadi oleh Baharkam yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogjakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. (Baharkam Polisi Republik Indonesia lewat Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas)).Warning: Populasi Sapi Pernah Turun Drastis Pada Periode Tahun 2013
Berdasarkan sensus pertanian 2013, terdapat 12,3 juta ekor sapi yang ada di Indonesia. Jumlah ini sangat mengagetkan lantaran hanya dalam waktu 2 tahun, terjadi penyusutan jumlah sapi hingga 4,5 juta ekor. Mirisnya, pengurangan tersebut juga terjadi pada stok betina produktif. Survei yang dilakukan menunjukkan, ada pemotongan betina produktif sebanyak 30% sepanjang 2013-2014 atau sekitar 1 juta ekor. Sumber : bisnis.com
-----------------------------------------------------------
Tanggapan PPSKI melalui Sekjen Rochadi Tawaf
Untuk mengatasi kondisi menyerupai tersebut diatas, PPSKI meminta pemerintah semoga melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Lebih serius menegakkan peraturan mengenai larangan pemotongan betina produktif yang tertera dalam Undang-undang No. 18/2009 wacana Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuan utamanya ialah untuk menekan jumlah pemotongan sapi betina produktif secara nasional. Selain itu juga untuk meningkatkan populasi ternak di sentra-sentra produksi.
- Segera membenahi infrastruktur pembangunan peternakan. Termasuk dalam hal ini yaitu melaksanakan pemberdayaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH), sistem logistik sapi, transportasi ternak antar wilayah baik maritim maupun darat.
- Punya janji besar lengan berkuasa untuk meningkatkan donasi pengadaan daging di dalam negeri, sedangkan importasi seharusnya dipakai hanya sebagai alat sebatas menambal kekurangan.
-------------------------------------------------------
Tanggapan PPSKI melalui Sekretaris DPD Jabar Robi Agustiar
Sapi betina produktif yang dipotong di Jawa Barat berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh alasannya itu PPSKI mengkhawatirkan terjadinya stagnasi reproduksi sapi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, akhir banyaknya sapi betina produktif yang di potong di Jawa Barat.
Bisa dibayangkan, untuk menghasilkan sapi betina produktif butuh waktu 1,5 hingga 2 tahun. JIka hal tersebut terjadi, berapa usang waktu yang diharapkan untuk mengembalikan kondisi menyerupai semula. Idealnya, komposisi sapi potong yaitu 20% sapi betina tidak produktif dan 80% sapi pejantan. Dengan begitu, siklus reproduksi sapi akan berjalan.
Pada prakteknya memang sulit sekali melarang peternak menjual sapi betina produktifnya, apalagi para pedagang daging yang memotong sapi sanggup dengan gampang membeli surat palsu yang menyatakan bahwa sapi betina tersebtu sudah tidak produktif. Mestinya memang ada aktivitas yang sifatnya memberi insentif semoga peternak mau mempertahankan ternaknya.
Diolah dari banyak sekali sumber, bisnis.com, https://ppski.or.id, disnakjatimprov dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar